Kamis, 22 Maret 2012

salamin mubin

seperti ada dan tiada ia datang dan kini juga menghilang bak sebuah fatamorgana ia seperti badai yang menukik menjulurkan sayang namun ketika hendak kusambut dengan segala cinta yang tersisa kini hilang bak di telan bumi tak tauw arah dan keinginananya hingga menyisakan tanya yang menyelip dalam hati yach kini ku masih terselimut dalam hampa ia pun seperti tak sabar dalam menyikapinya sepertinya harus instan sungguh aku butuh waktu untuk kesana karena aku tak ingin jatuh untuk kedua kalinya biarlah ,... aku butuh pengorbanan karena aku ingin kemenangan semua sepeti mimpi pagi yang terbangun dari sedarku di saat kuletih di saat tak ada cahaya dan semua meredup menutupi harapan yang memudar dan pergi ia selalu sebut diriya bintang yang selalu menemani malam malam ku di saat hening dan sepi dalam kepiluan saat semua seperti angkuh di sini didunia yang nyata tak nyata coba ku titipkan salam kebelet kangenku pada sosok periang yang anggun dengan senyum yang manis entahlah biarlah di sini kujalani seperti air mengalir biarpun hari berganti tanpa ada yang ku mengerti tanpa ada kisi ku jalani antara aku dan kamu dan sebuah hampa singgah dalam kelopak kelopak jiwa ini hemm emang mungkin itu harus terjadi tanpa bisa aku menepisnya meski aku ingini kisi'' dan cerita ini tapi kenyataan berkata lain dan berbeda wahai angin sampaikan salam ku padanya bahwa aku masih merindu sebentuk kasihnya yang senyumnya senantiasa menghias pagiku saat perjalanan ini mulai beku wahai angin kabarkan k\padanya bahwa aku masih di sini menunggu menunggu dalam ketidak pastian dalam fana yang hampa yang menyisa derita dalam kelopak kelopak jiwa remember my for u.! to gadis ayu di sebrang sana yang masih menyisa senyum paginya [21 februari 2010] by boedhy jl aneka warga 24 maret 2012